Rabu, 19 November 2014

MAKALAH PERUBAHAN EKUITAS ENTITAS ANAK



BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
            Hubungan induk anak menyebabkan apa yang terjadi pada entitas anak berdampak terhadap entitas induk. Kesalahan pencatatatan entitas anak akan berakibat pada kesalahan pencatatan pendapatan investasi dan nilai investasi makalah ini akan membahas tentang pengaruh perubahan ekuitas entitas anak terhadap entitas induk. Perubahan ekuitas yang di maksud adalah penjualan saham tambahan dan transaksi saham perbendaharaan entitas anak, baik yang dilakukan dengan entitas induk maupun dengan pihak eksternal.
            Penjualan saham tambahan entitas anak baik kepada pihak eksternal maupun entitas induk atau entitas anak yang lain dalam satu kelompok usaha atau grup akan bedampak terhadap entitas induk. Yang dimaksud dengan kelompok usaha adalah entitas induk. Yang dimaksud dengan kelompok usaha adalah entitas induk dan seluruh entitas anaknya.
            Misalkan entitas memiliki 800 saham dari 1.000 lembar saham entitas anak yang beredar. Hak entitas induk atas laba dan deviden entitas anak adalah 80% sesuai dengan persentase kepemilikan induk atas anak. Apabila entitas anak menjual saham tambahan 250 lembar lagi sehingga jumlah saham entitas anak yang beredar menjadi 1.250 lembar. Jika saham tersebut terjual kepada pihak eksternal, halk induk atas laba dan deviden anak berkurang menjadi 64% karena kepemilikan induk atas anak hanya 800 lembar dari 1.250 yang beredar. Hal ini tampaknya tidak menguntungkan entitas induk, tetap penjualan saham tambahan entitas anak hanya dapat terlaksana atas persetujuan induk, karena aturan bapepam menyebutkan bahwa penjualan saham baru harus dilakukan melalui rapat umum pemegang saham, sementara pemegang saham entitas anak terbesar  adalah entitas  induk.
            Transaksi saham pembendaharaan entitas anak meningkat hak induk atas anak. Misalkan induk memiliki 700 lembar dari 1.000 lembar saham anak yang beredar atau 70% kepemilikan atas anak. Apabila entitas anak menarik saham dari perbedaan sebanyak 200 lembar yang bukan milik induk, hak induk atas anak akan menjadi 87,5% sehingga terjadi peningkatan pengendalian atas anak.
            PSAK 40 tahun 1997 menjelaskan transaksi entitas anak yang mengubah persentase kepemilikan entitas induk atas entitas anak, antara lain :
a. Transaksi antara entitas anak dengan pihak ketiga
        i.            Entitas anak menjual saham tambahan kepada pihak ketiga
      ii.            Entitas anak memperoleh kembali saham beredar yang dimiliki oleh pihak ketiga
b. transaksi antara entitas anak dengan entitas induk yang meliputi
        i.            Entitas anak menjual saham tambahan kepada induk
      ii.            Entitas anak memperoleh kembali saham beredar yang dimiliki induk

B. RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana Transaksi Penjualan Saham Tambahan Entitas anak?
B.     Bagaimana Penarikan Saham Entitas Anak Dari Peredaran?
C.     Bagaimana ombinasi Bisnis Entitas Sepengendali?
C. MANFAAT PENULISAN
            Agar bisa mengetahui tentang perubahan ekuitas  entitas anak.
D. METODE PENULISAN
Menggunakan metode pustaka dimana metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.
BAB II
PEMBAHASAN

A. TRANSAKSI PENJUALAN SAHAM TAMBAHAN ENTITAS ANAK
a. Penjulan Saham Tambahan Kepada Pihak Eksteren
Misalkan PT aula Memiliki 800.000 lembar dari 1.000.000 lembar saham PT simon. Nilai investasi sama dengan kkekayaan PT simon yang di miliki. Jumlah kekayaan pemegang saham PT simon per 1 januari 2013 adalah sebagai berikut
Modal saham biasa                                                                     Rp. 2.000.000.000
Agio saham biasa                                                                                300.000.000
Laba ditahan                                                                                       200.000.000
Total kekayaan 1/1/2013                                                            Rp. 2.500.000.000

            Laba TP Simon tahun 2013 adalah Rp 600 juta yang diperoleh merata sepanjang tahun. Deviden sebesar Rp 200 juta di umumkan pada akhir bulan Desember.
            Pada tanggal 1 oktober 2013, PT Simon menjual saham tambahan sebanyak 250.000 lembar kepada pihak eksternal dimana penjualan ini mempengaruhi PT Paula sebagai berikut:
1.      Pengurangan persentase kepemilikan PT Paula atas PT Simon. Sebelum PT Simon menjual saham tambahan, PT Paula memilki penguasaan 80% atas PT Simon. Penjualan saham tambahan PT simon menyebabkan hak PT Paula atas PT Simon menjadi 64% yaitu terjadi penurunan 16%.
2.      Perubahan jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki induk. Nilai buku kekayaan pemegang saham PT Simon per 1 oktober adalah Rp 2.95 miliar, yakni kekayaan awal ditambah laba hingga tanggal 1 oktober 2013 Rp 450 juta. Nilai buku per lembar saham adalah Rp 2.950 untuk saham yang beredar sebanyak 1 juta lembar. Apabila PT Simon menjual saham tambahan pada harga yang sama dengan nilai bukunya ( Rp 2.950 per lembar ) atau total harga Rp. 737.500.000, tidak ada perubahan jumlah kekayaan PT Simon yang dimiliki PT Paula yang dapat dijelaskan dengan perhitungan sebagai berikut.
Sebelum penjualan saham ( 80% x Rp 2,95 miliar )                   Rp 2.360.000.000
Setelah penjualan saham ( 64% x ( Rp 2,95 miliar + 737,5 juta )            2.360.000.000
Perubahan jumlah kekayaan anak yang dimiliki induk                            -----------

            Apabila PT Simon menjual saham tambahan yang berbeda dengan nilai bukunya, hal ini akan mempengaruhi jumlah kekayaan entitas anak yang dimiliki induk. Misalkan PT Simon menjual saham tambahan di atas nilai buku, yakni dengan harga per lembar Rp 3.000 atau total harga Rp 750 juta ( 250.000 x Rp 3.000 ), penjualan saham tersebut menyebabkan sisi ekuitas PT Simon menjadi Rp 3.7 miliar ( Rp 2.95 miliar + Rp 750 juta ). Perubahan ekuitas ini berdampak terhadap entitas induk sebagai berikut :
Sebelum anak menjual saham ( 80% x Rp 2.95 miliar )             Rp 2.360.000.000
Setelah penjualan saham anak ( 64% x Rp  3.7 miliar )                   2.368.000.000
Kenaikan kekayaan                                                                    Rp        8.000.000

            Harga jual saham di atas nilai bukunya juaga dinikmati induk sebesar Rp 8 juta. Kenaikan kekayaan ini menambah nilai investasi induk karena nilai investasi mencerminkan kekayaan entitas anak. Akan tetapi, karena kenaikan investasi ini bukan bagian dari kinerja entitas anak, maka tidak termasuk dalam komponen pendapatan investasi induk. PSAK 40: Akuntansi perubahan ekuitas perusahaan Anak/ perusahaan Asosiasi mensyaratkan induk mengkredit akun selisih transaksi perubahan ekuitas anak ( STPEA ) untuk mencatat dampak perubahan ekuitas entitas anak terhadap nilai kekayaan entitas ana yang dimiliki entitas induk. Jadi, PT Paula harus menjurnal sebagai berikut :
Investasi dalam saham                                                               Rp 8 juta
            Selisih transaksi atas perubahan ekuitas anak                               Rp 8 juta
            Perubahan ekuitas anak ini di satu sisi telah mengurangi hak pengendalian induk. Sejak penjualan saham entitas anak kepada pihak eksternal, pendapatan investasi induk atas laba entitas anak berkurang menjadi 64% dibanding sebelum menjual saham tambahan. Akan tetapi, kenaikan jumlah kekayaan induk atas entitas anak menjadi pertimbangan lain disetujuinya penjualan saham anak karena induk adalah pemegang saham mayoritas entitas anak.
b. Penjualan saham tambahan kepada entitas induk
            Penjualan saham tambahan entitas anak kepada induk dari sudut pandang induk merupakan reakuisisi yang telah dibahas pada makalah sebelumnya. Misalkan dalam kasus PT Paula dan PT simon, penjualan 250.000 saham tambahan PT Simon seharga Rp 750 juta dilakukan kepada induk. Bagi entitas induk nilai investasi bertambah sebesar  harga akuisisi Rp 750 juta. Akan tetapi, sesuai aturan PSAK 22, dalam reakuisisi harus dilakukan penilaian ulang atas investasi yang telah ada sebelumnya. Nilai investasi per 1 oktober 2013 sebelum reakuisisi 80% dari kekayaan PT Simon yang di miliki per 1 oktober 2013 yakni RT[p 2.360.000.000 (80% x Rp. 2.950.000.000 ). Nilai investasi per lembar saham adalah Rp. 2.950 atas 800.000 lembar saham yang di miliki. Nilai per lembar investasi ini sama dengan nilai buku per lembar saham kekayaan PT Simon. Harga Jual saham PT Simon ke PT Paula sebesar Rp 3.000 per lembar merupakan harga wajar pada tanggal 1 oktober, sehinggga investasi yang telah ada sebelumnya sebesar Rp. 2.360.000.000 ( Rp. 2.950 per lembar ) hrus dinilai kembali pada harga wajarnya, yaitu Rp. 3.000 per lembar. Dengan demikian terjadi kenaikan nilai investasi per lembar sebesar Rp. 50 untul 800.000 lembar saham yang dimiliki atau Rp. 40.000.000 PT paula mencatat kenaikan nilai investasi ini senagai berikut:
investasi dalam saham PT Simon                            Rp. 40.000.000
       keuntungan penilain investasi                                             Rp. 40.000.000

Nilai investasi setelah reakuisisi tagl 1 oktober adalah:

Investasi sebelum reakuisisi                                                   Rp. 2.360.000.000
Reakuisisi                                                                                        750.000.000
Penilaian investasi                                                                             40.000.000
     Nilai investasi 1 oktober 2013                                          Rp. 3.150.000.000

Perbandingan nilai investasi dengan kekayaanyang dimiliki pada tanggal 1 oktober 2013 adalah:
Total investasi                                                                        Rp 3.150.000.000
Kekayaan dimiliki ( 84% x 3.7 miliar )                                  (     3.108.000.000 )
Goodwill untuk kepemilikan 84%                                         Rp.      42.000.000

     PSAK 22 mensyaratkan laporan konsolidasi menyajikan googwill untuk induk dan kepentingan nonpengendali sehingga goodwill total harus disajikan Rp 42 jt / 80% / atau Rp 50 juta atas akuisisi tambahan senilai Rp 750 juta tersebut. Misalkan seluruh nilai goodwill pada akhir tahun 2013 diturunkan.
B. PENARIKAN SAHAM ENTIRAS ANAK DARI PEREDARAN
a. Penarikan Saham Milik Eksternal
     Penarikan saham dari peredaran menyebabkan berkurangnya modal saham. Penarikan saham dari peredaran dapat dilakukan secara permanen ( stock retirement ) atau penarikan sementara yang biasa disebut saham perbendaharaan ( treasury stock )
    
     Misalkan PT Sedola melakukan transaksi aham perbendaharaan dengan harga Rp. 360.000.000. transaksi tersebut dapat dicatat dengan metode biaya ( cost ) dan metode pari. Metode biaya ( cost ) mencatat transaksi saham perbendaharaan sebesar harga perolehannya dengan jurnal sebagai berikut:
Saham Perbendaharaan                                           Rp. 360.000.000
     Kas                                                                                        Rp. 360.000.000

     Metode pari menjurnal saham perbendaharaan dengan men debet saham perbendaharaan da agio saham sebesar nilai nominalnya. Misalkan PT Sedola memiliki saham sebanyak 1 juta lembar dengan nilai per lembar Rp. 1.500 dan agio per lembar Rp 300. PT sedola menarik 200.000 lembar saham dengan total harga Rp 360 juta. Pencatatan dengan merode pari adalah sebagai berikut:
Saham Perbendaharaan ( 200.000 x Rp. 1.500 )     Rp. 300.000.000
Agio saham ( 200.000 x Rp 300 )                                     60.000.000
     Kas                                                                                        Rp. 360.000.000

     Apabila harga penarikan atas 200.000 lembar saham tersebut adalah Rp 400 juta, selisih harga penarikan dengan nilai buku saham yang ditarik masuk dalam aklun laba ditahan dengan jurnal sebagai berikut.
Saham perbendaharaan ( 200.000 x Rp 1.500 )      Rp. 300.000.000
Agio saham ( 200.000 x Rp 300 )                                     60.000.000
Laba di tahan                                                                    40.000.000
     Kas                                                                                        Rp. 400.000.000
    
     Transaksi saham perbendaharaan dengan arga yang lebih rendah dari nilai buku menimblkan akun “ tambahan modal dari saham perbendaharaan “ bagi periusahaan yang melakukan transaksi tersebut. Misalkan transaksi saham perbendaharaan dilakukan pada harga Rp 350 juta, yang akan dicatat sebagai berikut :
Saham perbendaharaan                                           Rp 300.000.000
Agio saham                                                                     60.000.000
     Kas                                                                                     Rp. 350.000.000
     Tambahan modal dari saham perbendaharaan                             10.000.000
Dalam hubungan induk anak, apabila perusahaan anak melakukan transaksi saham perbendaharaan hal itu akan berdampak terhadap induk.
Jadi dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi harga saham perbendaharaan entitas anak semakin menurun kekayaan induk atas anak. Hal ini merupakan salah satu pertimbangan induk dalm memutuskan apakah entitas anak melakukan transaksi saham perbendaaraan, dan jika melakukan, pada harga berapa agar entitas induk tidak di rugikan.

b. Penarikan Saham Milik Individu
     Misalkan saham perbendaharaan milik individu di beli PT Sedola dengan harga Rp 350 juta. Bagi induk hal itu merupakan pelepasan investasinya. Nilai investasi atas 700.000 lembar saham per 1 juli mencerminkan 70% kekayaan PT Sedola sebelum transaksi saham perbendaharaan. Kekayaan pemegang saham PT Sedola sebelum transaksi saham perbendaharaan. Kekayaan pemegang saham PT Sedola per 1 juli adalah Rp 2.35 miliar, sehingga nilai investasi PT Sedolah adalah 70% x Rp 2.350 miliar = rp 1.645 miliar, Nilai investasi per lembar saham adalah Rp 2.350 miliar dan investasi yang terjual adalah Rp. 2.350 x 200.000 lembar = RP. 470 juta. Transaksi saham perbendaharaan PT sedola menimbulkan kerugian sebesar Rp 120 juta bagi PT Sedola karena nilai yang di jual Rp 470 juta. PT Sedola mencatat transaksi itu sebagai berikut :
Kas                                                                          Rp. 350 juta
Kerugian divestasi                                                   Rp. 120 juta
     Investasi dalam saham                                                           Rp 470 juta
Nilai inestasi PT Sedola dengan transaksi saham perbendaharaan tersebut menjadi Rp 1.645 miliar – Rp 470 juta = Rp 1,175 miliar. Jadi persentase kepemilikan PT Sedola atas saham PT sedola menjadi 62,5% akibat transaksi saham perbendaharaan tersebut karena PT Sedola kini hanya memiliki 500.000 lembar dari 800.000 lembar saham beredar PT Sedola. Kekayaan PT Sedola Yang dimiliki setelah Transaksi saham perbendaharaan adalah Sebagai berikut:
Sebelum transaksi perbendaharaan ( 70% x 2,35 miliar )      Rp. 1.645.000.000
Setelah transaksi perbendaharaan ( 62,5% x 2 miliar )          (      1.250.000.000 )
Penurunan kekayaan                                                              Rp.     395.000.000


C. KOMBINASI BISNIS ENTITAS SEPENGANDALIAN
     Transaksi anatara entitas anak dan entitas induk yang mengubah persentase kepemilikan induk atas anak sesuai ketentuan PSAK 40 tahun 1997, yakni entitas anak menjual saham tambahan kepada induk, dan anak menarik saham dari peredaran milik induk, dan anak menarik saham dari peredaran milik induk. Ketika entitas anak menjual saham tambahan ke induk, dari sudut pandang induk hal itu merupakan reakuisisi atau akuisisi tambahan. Dalam akuisisi tambahan tersebut googwill atau diskon pembelian akan diakui jika harga akusisisi tambahan melebihi atau lebih kecil dari wajar entitas anak. Sebaiknya, transaksi saham perbendaharaananak milik induk dalam sudut pandang induk merupakan pelepasan saham atau divestasi. Dalam divestasi tersebut diakui untung rugi pelepesan saham.
     Akan tetapi, dalam hubungan induk-anak, apabila satu induk mengendalikan lebih dari satu anak, dapat terjadi peristiwa di mana transaksi saham perbendaharaan suatu entitas anak atas saham yang dimiliki induk diikuti dengan penjualan saham tambahan anak yang lainnya kepada induk. Dari suut pandang induk,ada dua transaksi yang terjadi yakni pelepasan saham atau divestasi saham anak dan transaksi re akuisisi atau akuisisi tambahan atas entitas anak lainnya, Dengan kata lain kasus ini adalah pengalihan kepemilikan induk dari suatu entitas anak ke anak yang lain.
     PSAK 38 revisi 2011 mendefenisikan kombinasi bisnis entitas sepengendalian sebagai kombinasi bisnis di mana semua entitas atau bisnis yang bergabung pada akhirnya dikendalikan oleh pihak yang sama dan pengendaliannya tidak bersifat sementara. Entitas sepengendali adalah entitas yang secara langsung atau tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian yang sama. PSAK 38 revisi 2011 memberi contoh-contoh transaksi di antara entitas sepengendali:
a)      Induk memindahkan sebagian aset neto dari enritas anak yang dimiliknya menjadi aset induk yang bersangkutan. Transaksi ini juga menyebabkan perubahan bentuk hukum kepemilikan atas aset neto, tetapi tidak menyebabkan perubahan substansi ekonomi kepemilikan aset neto tersebut.
b)      Induk mengelihkan sebagai hak kepemilikannya dalam satu entitas anak ke entitas anak lainnya yang dimiliki oleh induk. Transaksi ini juga merupakan perubahan bentuk hukum kepemilikan entitas anak, tetapi bukan merupakan perubahan substansi ekonomi kepemilikan entitas anak tersebut.
c)      Induk menukar kepemilikannya atas sebagian aset neto dalam entitas anak yang dimilikinya dengan saham tambahan yang diterbitkan oleh entitas anak lain, segingga kepemilikannya induk dalam entitas anak lainnya bertambah, sedangkan presentase kepemilikan pemegang saham nonpengendali dalam entitas anak tersebut berkurang. Dalam hal ini, walaupun bentuk hukum kepemilikan aset neto dalam entitas anak berubah, tidak terjadi perubahan substansi ekonomi kepemilikan atas aset neto.
 

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Hubungan induk anak menyebabkan apa yang terjadi pada entitas anak berdampak terhadap entitas induk. Kesalahan pencatatatan entitas anak akan berakibat pada kesalahan pencatatan pendapatan investasi dan nilai investasi makalah ini akan membahas tentang pengaruh perubahan ekuitas entitas anak terhadap entitas induk. Perubahan ekuitas yang di maksud adalah penjualan saham tambahan dan transaksi saham perbendaharaan entitas anak, baik yang dilakukan dengan entitas induk maupun dengan pihak eksternal.
Dan dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi harga saham perbendaharaan entitas anak semakin menurun kekayaan induk atas anak. Hal ini merupakan salah satu pertimbangan induk dalm memutuskan apakah entitas anak melakukan transaksi saham perbendaaraan, dan jika melakukan, pada harga berapa agar entitas induk tidak di rugikan.


B. SARAN
     Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA
Karyawati,Golrida. 2011. Akuntansi Keuangan Lanjutan.  Makassar : Erlangga

Senin, 17 November 2014

SIKLUS PENDAPATAN



SIKLUS PENDAPATAN

siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berlangsung dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut.

Tujuan utama siklus pendapatan adalah menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.

AKTIVITAS BISNIS SIKLUS PENDAPATAN
Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :

Penerimaan pesanan dari para pelanggan
a. mengambil pesanan pelanggan
b. Persetujuan kredit
c. Memeriksa ketersediaan persediaan
d. Menjawab permintaan pelanggan

Pengiriman barang
a. Ambil dan pak pesanan
b. Kirim pesanan

Penagihan dan piutang usaha
a. Penagihan
b. Pemeliharaan data piutang usaha
c. Pengecualian : Penyesuaian rekening dan penghapusan
Penagihan kas

PENGENDALIAN : TUJUAN, ANCAMAN, DAN PROSEDUR

Didalam siklus pendapatan, SIA yang didesain dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan2 berikut ini dicapai :

* Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar
* Semua transaksi yang dicatat valid (benar2 terjadi)
* Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat
* Semua transaksi dicatat dengan akurat
* Asetdijaga dari kehilangan ataupun pencurian
* Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif

Ancaman dan pengendalian dalam siklus pendapatan
Ancaman

1. pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat
2. Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catt. Kredit buruk
3. Legitimasi pesanan
4. Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga
5. Kesalahan pengiriman: barang dag., jumlah dan alamat yang salah
6. Pencurian persediaan
7. Kegagalan untuk menagih pelanggan
8. Kesalahan dalam penagihan
9. Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha

10. Pencurian kas
11. Kehilangan data
12. Kinerja yang buruk

Prosedur pengendalian yang dapat diterapkan

1.Pemeriksaan edit entri data.
2.Persetujuan kredit oleh manajer bag. Kredit bukan oleh fungsi penjualan: catt yang akurat atas saldo rek. pelanggan.
3.Ttd diatas dokumen kertas, ttd digital dan sertifikat digital untuk e-biz
Sistem pengendalian persediaan.
4.Rekonsiliasi pesanan penjulana dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan: pemindai kode garis.
5.Pengendalian aplikasi entri data.
6.Batasi akses fisik ke persediaan.
7.Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan.
8.Pengendalian edit entri data Daftar harga.
9.Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar: laporan bulanan ke pelanggan.
10.Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; kesepakatan lockbox; konfirmasikan pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan.
11.Rekonsiliasi periodic laporan bank dengan catt seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas.
12.Prosedur cadangan dan pemulihan dari bencana; pengendalian akses (secara fisik dan logis).
13Persiapan dan tinjauan laporan kinerja.

Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut. Terdapat empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan :
1.  Entri Pesanan Penjualan :
Mengambil pesanan dari pelanggan.
Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan.
Memeriksa ketersediaan persediaan.
2. Pengiriman
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap :
Mengambil dan mengepak pesanan.
Mengirim pesanan tersebut.
3. Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan :
Penagihan ke para pelanggan.
Memelihara data piutang usaha.
4. Penagihan Kas
Menangani kiriman uang pelanggan.
Menyimpannya ke bank.

Pengendalian (tujuan, ancaman, prosedur)
Di dalam siklus pendapatan, SIA yang didesain dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut ini dicapai :

*  Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar.
*  Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi).
*  Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat.
*  Semua transaksi dicatat dengan akurat.
*  Aset (kas, persediaan, dan data) dijaga dari kehilangan ataupun pencurian.
*  Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan dan Model Data

SIA didesain untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data kegiatan bisnis agar manajemen mendapatkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.

Data Operasional
Data operasional dibutuhkan untuk mengawasi kinerja dan untuk melakukan tugas-tugas rutin berikut ini :
Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan.
Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak.
Menentukan ketersediaan persediaan.
Memilih metode untuk mengirim barang.

Informasi Sekarang dan Masa Lalu
Informasi yang lampau dan yang saat ini diperlukan agar menajemen dapat membuat keputusan strategis berikut ini :
*  Menentukan harga produk dan jasa.
*  Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi.
*  Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan.
*  Menentukan kebutuhan pinjaman jangka pendek.
*  Merencanakan kampanye pemasaran yang baru.

Penilaian Kinerja
SIA juga harus menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja proses yang penting berikut ini :
*  Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan.
*  Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan.
*  Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang.
*  Tingkat dan tren kepuasan pelanggan.
*  Analisis pangsa pasar dan tren penjualan.
*  Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan.
* Volume penjualan dalam dolar dan jumlah pelanggan.
* Keefektifan iklan dan promosi.
*Kinerja staf penjualan.
*Pengeluaran piutang ragu-ragu dan kebijakan kredit.