BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Dalam perkembangannya persepsi
tergantung pada komunikasi, komunikasi pun tergantung pada persepsi, keduanya
merupakan berkaitan sangat erat. Persepsi timbul karena adamya faktor internal
dan eksternal, faktor internal antara lain tergantung pada proses pemahaman
sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai tujuan. Sedangkan faktor
eksternal berupa lingkungan. Komunikasi timbul karena seseorang ingin
menyampaikan informasi keadaan orang lain.
Komunikasi merupakan hal yang amat
penting dalam perilaku organisasi, komunikasi tidak sekedar proses penyampaian
informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar, dan dimengerti, tetapi
proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di dalamnya perasaan
dan sikap dari orang yang menyampaiakan tersebut.
Komunikasi acap kali dipergunakan
sebagai alasan terjadinya serta persoalan di dunia ini, sebagaimana dikatakan
oleh Hicks dan Gullet :
Perhaps it is
true, as some one has suggested, that the heart of all the world’s problems-at
least men with each others is man’s inability to communicate as well as he
thunk he is communicating.
(Barangkali
adalah benar yang telah disarankan sesorang, bahwa jantung persoalan-persoalan
di dunia ini adalah sedikitnya karena ketidakmampuan manusia untuk
berkomunikasi dengan sebaik yang ia perkirakan dalam berkomunikasi).
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan persepsi dan apa saja
subproses dalam persepsi?
2. Apakah Prinsip-prinsip dalam pemilihan persepsi?
3. Hal apasaja yang dibutuhkan dalam Organisasi presepsi?
4. Mengapa diperlukan adanya Presepsi sosial?
5. Apakah Pengertian Komunikasi dan Aspek apasaja yang
penting di dalam berkomunikasi?
C. TUJUAN
PENULISAN
1. Agar Dapat mengetahui apa itu presepsi dan subproses
apasaja yang ada dalam persepsi tersebut.
2. Agar dapat mengetahui prinsip prinsip dalam pemilihan
persepsi
3. Agar dapat mengetahui hal hal penting apasaja yang di
perlukan dalam organisasi persepsi
4. Agar dapat mengetahui alasan mengapa di perlukan
adanya persepsi sosial.
5. Agar dapa mengetahui pengertian dan aspek – aspek yang
penting dalam sebuah komunikasi.
D. MANFAAT
PENULISAN
Manfaat
penulisan makalah yaitu Meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca dan Mengetahui dan mengerti tentang persepsi dan komunikasi.
E. METODE
PENULISAN
Data penulisan makalah ini diperoleh
dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode
dengan membaca buku kemudian di ringkas.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PERSEPSI DAN SUBPROSES
DALAM PERSEPSI
Persepsi pada hakikatnya adalah
proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi
tentang lingkungan, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan,
dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan
bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan
bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.
Pendapat Krech menyimpulkan bahwa
persepsi adalah suatu proses kognitif yang komplek dan menghasilkan suatu
gambar yang unik tentang kenyataan yang barang kali sangat berbeda dari
kenyataannya. Sedangkan menurut Duncan, persepsi itu dapat dirumuskan
dengan pelbagai cara, tetapi dalam ilmu perilaku khusunya psikologi, istilah
ini digunakan untuk mengartikan perbuatan yang lebih dari sekadar mendengarkan,
melihat atau merasakan sesuatu.
Menurut Luthans persepsi adalah
lebih komplek dan luas kalau dibandingkan dengan penginderaan. Sedangkan
perbedaan anatara persepsi dan penginderaan itu menurut Luthans selanjutnya
dikatakan penginderaan itu, cara kebiasan yang bisa dipergunakan untuk
mengenalnya anatara lain dengan dua aspek ini,
Aspek penginderaan yang mempunyai
kesamaan antara satu orang dengan lainnya disebut kenyataan. Kejadian
tertubruknya mobil dengan truk di jalan raya disaksikan banyak orang sebagai
kenyataan, walaupun kemungkinan mereka tidak setuju suatu samalainnya mengenai
sebab-sebab terjadinya kecelakaan.
Penginderaan
tersusun dalam cara yang unik bagi kita. Aspek proses persepsi ini tergantung
pada mekanisme biologis, pengalaman masa lalu, dan perkiraan masa sekarang.
Kesemuanya ini berasal dari kebutuhan-kebutuhan kita sendiri, pengalaman,
nilai-nilai, dan perasaan.
Ada beberapa subproses
dalam persepsi, dan dapat dipergunakan sebagai bukti bahwa sifat presepsiitu
merupakan hal yang kompleks dan interaktif.
1. Subproses pertama yang dianggap penting adalah
stimulus, atau situasi yang hadir. Mula terjadinya persepsi diawali ketika
seseorang diahadapkan dengan suatu situasi atau suatu stimulus.
2. subproses selanjutnya adalah registrasi, interpretasi,
dan umpan balik (Feed back). Dalam masa registrasi gejala yang nampak ialah
mekanisme fisik yang berupa peginderaan dan syaraf seseorang terpengaruh,
kemampuan fisik untuk mendengar dan melihat akan mempengarui persepsi.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, antara lain:
1.
Psikologi
Persepsi seseorang
mengenai segala sesuatu di alam dunia ini sangat dipengarui oleh keadaan psikologi.
2.
Famili
Pengaruh yang paling
besar terhadap anak-anak adalah famili.
3.
Kebudayaan
Kebudayaan dan
lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengarui sikap, nilai, dan cara seseorang memandang dan memahami kedaan di
dunia ini.
2. PRINSIP DALAM
PEMILIHAN PERSEPSI (PERSEPSI SELECTIVITY)
Dalam presepsi diperlukan adanya
penyeleksian sehingga di peroleh suatu stimuli yang tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Pemilihan persepsi identik dengan penyeleksian semuanya yang dapat
mempengaruhi kinerja baik yang disebabkan faktor luar mapun dalam.
Faktor-faktor
perhatian dari luar (eksternal)
1. Intensitas
Prinsip intensitas
dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, layaknya semakin besar pula
hal-hal itu dapat dipahami ( to be
perceived)
2.
Ukuran
Faktor ini menyatakan
bahwa semakin besar ukuran sesuatu obyek, maka
semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
3.
Keberlawanan
atau kontras
Prinsif ini
menyatakan bahwa stimuli luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau sama sekali di luar sangkaan orang banyak, akan
menarik banyak perhatian.
4.
Pengulangan
(repitition)
Dalam prinsif ini
dikemukakan bahwa stimulus dari luar yang diulang akan memeberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan yang sekali dilihat.
5.
Gerakan
(moving),
prinsif gerakan ini
antaranya menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam
jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang diam.
6.
Baru dan
familiar,
Prinsif ini
menyatakan bahwa baik situasi eksternal yang baru maupun yang sudah dikenal dapat dipergunakan sebagai
penarik perhatian.
Faktor-faktor dari dalam (Internal set Factors)
1.
Belajar atau
pemahaman learning dan persepsi
Semua faktor–faktor
dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada
sesuatu obyek sehingga menimbulkan adanya persepsi adalah didasarkan dari kekomplekan
kejiawaan.
2.
Motivasi dan
persepsi
Selain proses belajar
dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam lainnya
yang juga menentukan terjadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian.
3.
Kepribadian dan
persepsi
Dalam membentuk
prsepsi unsur ini amat erat hubungannya dengan proses
belajar dan motivasi yang dibicarakan di atas yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam
menghadiri suatu situasi.
3. ORGANISASI
PERSEPSI
Hasil pengorganisasian persepsinya
mengenai sesuatu informasi dapat berupa pengertian tentang sesuatu obyek
tersebut. Pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal berikut:
1. Kesamaan dan ketidaksamaan
Artinya obyek yang
mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya,
sedangakan obyek yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah.
2.
Kedekatan dalam
ruang
Obyek atau peristiwa
yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai obyek atau
peristiwa yang ada hubungannya.
3.
Kedekatan dalam
waktu
Obyek atau peristiwa
juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan
karena adanya kedekatan atau kesamaan dalam waktu.
4. PERSEPSI
SOSIAL
Aspek sosial dalam presepsi memainkan
peranan yang amat penting dalam perilaku organisasi, sebab Persepsi sosial
berhubungan secara langsung dengan bagaimana seseorang individu melihat dan
memahami orang lain.
Karakteristik
orang-orang yang menilai ( perceiver) dapat dikemukakan antara lain :
1. Mengetahui diri sendiri itu akan memudahkan melihat
orang lain secara tepat
2. Karakteristik diri sendiri sepertinya bisa
mempengaruhi ketika melihat karakteristik orang lain.
3. Aspek-aspek yang menyenangkan dari orang lain
sepertinya mampu dilihat oleh orang-orang yang merasa dirinya berlebihan.
4. Ketepatan menilai orang lain itu tidaklah merupakan
kecakapan tunggal.
Karakteristik
dari orang-orang yang dilihat atau dinilai (perceived) dalam proses persepsi
sosial itu antara lain :
1. Status orang yang dinilai akan mempunyai pengaruh yang
besar bagi persepsi orang yang menilai.
2. Orang yang dinilai biasanya ditempatkan dalam
kategori-kategori tertentu
3. Sifat perangai orang-orang yang dinilai akan
memuberikan pengaruh yang besar terhadap persepsi orang lain pada dirinya.
Hal yang
menentukan peranan dalam proses sosial dan yang menghasilkan suatu perilaku,
dapat kiranya disebutkan sebagai berikut:
1. Atribusi ( attribution )
Atribusi ini
diartikan sebagai suatu proses begaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain.
2.
Stereotype
Stereotype adalah
suatu proses yang cenderung melihat orang lain sebagai
suatu bagian dari suatu klas atau kategori. Serta adanya persatuan umum atas sifat-sifat yang
disandang, dan timbulnya suatu perbedaan
antara sifat yang disandang dengan sifat-sifat senyatanya.
3.
Halo effect
Halo effect
dipergunakan untuk menilai pelaksanaan kerja seseorang berdasarkan atas salah satu sifat yang diketahui oleh yang
menilai.
5. PENGERTIAN KOMUNIKASI DAN TIGA ASPEK PENTING
KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Suatu komunikasi yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampain berita
tadi cara menyempaikannya secara patut dan penerima berita menerimanya tidak
dalam bentuk distrisi.
Chester barnand pada tahun 1930
mengadakan penelitian dengan cara stimulus pada sejumlah orang dengan,
menguraikan dan menyampaikan kalimat, kemudian hasil pengamatan ini amat bermanfaat
untuk mengembangkan komunikasi sebagai suatu dinamika yang penting dalam ilmu
pengetahuan organisasi.
Dalam hasil penelitian tersebut
disimpulkan 7 faktor komunikasi yang berperan menciptakan dan memelihara
otoritas yang obyektif dari dalam organisasi.
Tujuh faktor
tersebut :
1. Saluran komunikasi itu harus diketahui secara pasti
2. Seyogyanya harus ada saluran komunikasi formal pada
setiap anggota organisasi
3. Jalur komunikasi itu seharusnya langsung dan sependek
mungkin
4. Garis komunikasi formal keseluruhannya hendaknya
dipergunakan secara formal
5. Orang-orang yang bekerja sebagai pusat pengatur
komunikasi haruslah orang-orang yang cakap
6. Garis komunikasi seharusnya tidak mendapat gangguan
sementara organisasi sedang berfungsi
7. Setiap komunikasi haruslah disahkan.
Banyak pengertian yang dikemukakan
tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek penting yang di bahas pada buku
PERILAKU ORGANISASI karangan “ Miftah Thoha ‘ yang kami jadikan refrensi di
antaranya informasi, komunikasi organisasi dan komunikasi antarpribadi.
v INFORMASI
Sifat informasi sangat dipengaruhi
oleh jumlah besar sedikitnya informasi yang diterima, cara penyajian dan
pemahaman informasi, dan proses umpan balik. Implikasi dari sifat ini akan
menimbulkan kelebihan informasi ( overload) hal ini merupakan keadaan bahwa
besarnya jumlah informasi yang diterima akan banyak mempengaruhi jalannya
komunikasi. Menurut Miller terdapat 7 reaksi terjadi kelebihan muatan informasi
ini.
1. Orang-orang akan gagal dalam memperhitungkan informasi
2. Banyak membuat kesalahan
3. Menunda atau menumpuknya pekerjaan ( delaying or
queuing)
4. Penyaringan ( filtering ) dalam hal ini informasi yang
datang disaing, dihilangkan, ditajamkan, dan atau diabaikan.
5. Cenderung menangkap informasi pada garis besarnya aja.
Keterangan yang terperinci tidak menarik perhatiannya.
6. Menugaskan atau melemparkan tugas kepada orang lain
untuk menghadapi kelebihan beban informasi ini.
7. Timbulnya kesengajaan untuk menghindari informasi yang
datang. Pola reaksi ini dilakukan karena seseorang manyadari sudah terlalu
banyak informasi yang datang kepadanya berupa tugas-tugas yang harus
diselesaikan, tetapi masih juga datang tugas-tugas atau informasi lainnya.
Gagalnya
komunikasi dalam suatu organisasi tertentu dapat dilihat dari :
1. Apakah tujuan dari pesan yang disampaikan itu tercapai
atau tidak
2. Apakah alat komunikasi atau bahan-bahan keterangan
yang sudah dilambangkan ke dalam itu mengantarkan pesan atau tidak
3. Apakah penerima pesan dapat memenuhi apa yang
dipesankan atau tidak.
Umpan balik
adalah suatu cara untuk menguji seberapa jauh informasi yang dikomunikasikan
itu dimengerti.
1. Intensi
Umpan balik yang
efektif jika diarahkan secara langsung untuk menyempurnakan
pelaksanaan pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai sebagai harta milik organisasi yang paling berharga.
2.
Kekhususan (
specificity)
Umpan balik yang
efektif dirancang untuk membekali penerima dengan Informasi yang khusus sehingga mengetahui apa yang
seharusnya dikerjakan untuk suatu
situasi yang benar.
3.
Deskriptif
Efektifitas umpan
balik dapat pula dilakukan dengan lebih bersifat deskriptif di bandingkan dengan yang bersifat evaluatif.
4.
Kemanfaatan
Karakteristik ini
meminta agar setiap umpan balik mengandung informasi
yang dapat dipergunakan oleh pegawai untuk pejabat untuk memperbaiki dan menyempurnakan pekerjaannya.
5.
Tepat waktu
Umpan balik yang
efektif jika terdapat pertimbangan-pertimbangan yang memperhitungkan faktor waktu yang tepat.
6.
Kesiapan
Agar umpan balik bisa
efektif, para pegawai hendaknya mempunyai kesiapan
untuk menerima umpan balik tersebut.
7.
Kejelasan
Umpan balik bisa
efektif jikalau dapat dimengerti secara jelas oleh penerima.
8.
Validitas
Agar sesuatu umpan
balik dapat efektif, maka umpan balik tersebut hendaknya
dapat dipercaya dan sah.
v KOMUNIKASI ORGANISASI
Dalam organisasi dikenal adanya
susunan organisasi formal dan informal.
a)
Dimensi
vertikal adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas ke bawah dan
sebaliknya dari bahwah ke atas, seperti yang tergambar dalam susunan organisasi
yang, melukiskan hubungan kerja antara atasan dan bawahan.
b) Dimensi horizontal,yakni pengiriman
berita atau informasi yang dilakukan antara berbagai pejabat yang mempunyai
kedudukan sama.
c) Dimensi luar organisasi, Dimensi komunikasi ini timbul
sebagai akibat dari kenyataan bahwa suatu organisasi
tidak bisa hidup sendiri.
v KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Komuniaski antarpribadi ini
berorientasi pada perilaku, sehingga penekananya pada proses penyampaian
informasi dari satu orang ke orang lain. Suatu komuniksai antarpribadi bisa
efektif nampaknya dapat dikenal dengan lima hal berikut ini. Yakni:
1. Keterbukaan
2. Empathy
3. Dukungan
4. Kepositipan
5. Kesamaan
Dari lima konsep
tersebut akan lebih lengkap kalau diikuti keterangan mengenai konsep homophily
dan heterophily. Homophily menenjukan kepada suatu derajat kesamaan antara dua
pihak yang terkait dalam komunikasi anatrpribadi, antar pihak penyampai dan
penerima informasi. Sedangkan heterophily menunjukan kepada derajat perbedaan
antara dua pihak tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dua
istilah persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna
memahami ilmu perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin
menyampaikan informasi kepada orang lain. Dan komunikasi tersebut dapat
berjalan baik dan tepat jika penyampai informasi tadi menyampaikannya dengan
patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Jika
dalam proses penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi, maka
komunikasi semacam ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau
mengalami kegagalan. Kegagalan berkomunikasi bisa terjadi karena banyak
hambatan-hambatan. Salah satu hambatan yang ditimbulkan dari unsur manusia yang
terlibat didalamnya ialah karena persepsi yang berbeda.
Dalam
persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan persepsi, yakni
suatu proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek sehingga
menimbulkan adanya suatu persepsi mengenai objek tersebut. Adapun faktor
penyebab bagaimana seseorang tertarik pada objek tersebut dapat dikelompokkan
atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan faktor dari dalam diri
sendiri. Faktor dari luar misalnya karena intensitas, ukuran, kontras,
pengulangan, gerakan, dan objek tersebut baru atau sudah dikenal. Adapun faktor
dari dalam terdiri dari proses pemahamam atau learning, motivasi, dan
kepribadian seseorang.
Istilah
lain lagi yang amat berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi. Banyak
pengertian yang dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek
penting yang merupakan kontinum dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut
adalah informasi, proses komunikasi dalam suatu organisasi,
dan komunikasi antar orang. Mengenai informasi ada tiga hal penting yang
dikemukakan dalam bab ini sehingga dapat memberikan pengertian tentang sifat
hakekatnya. Tiga hal itu antara lain kelebihan, pengertian, dan umpan balik.
Dengan demikian jika suatu informasi yang dikomunikasikan itu berlebihan akan
menimbulkan beberapa reaksi, misalnya orang-orang berkomunikasi gagal
memperhitungkan dengan tepat informasi yang diterimanya, banyak membuat
kesalahan, menumpuk pekerjaan, penyaringan informasi, mengerti hanya garis
besarnya saja, melempar tugas ke orang lain, dan menghindar dengan sengaja
informasi yang datang. Adapun sifat lain dari informasi adalah pengertian dan
umpan balik. Penerimaan dan pemahaman penerima informasi akan mempengaruhi
pengertian ini, demikian pula umpan balik dari informasi tersebut
B. SARAN
Persepsi dan Komunikasi
merupakan alat terpenting dalam berorganisasi, Karena tanpa adanya komunikasi,
organisasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Jadi disarankan dalam sebuah
organisasi harus dibarengi dengan komunikasi yang baik agar tercapai sebuah
organisasi yang baik
DAFTAR
PUSTAKA
Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi; konsep dasar dan
aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar